NLP UNTUK SUKSES BISNISMU  | NLP Leadership Indonesia  – bagian 1

NLP UNTUK SUKSES BISNISMU  | NLP Leadership Indonesia  – bagian 1

Oleh coach Antonius Arif, LTNLP

Apa sih yang menarik dalam  belajar NLP (Neuro Linguistic Programing) untuk diaplikasikan dalam bisnis?

 

Banyak teknik NLP yang menarik tapi saya mau ulas kisah nyata salah satu klien saya waktu itu meminta pelatihan penjualan berkaitan kursi pijat. Bagaimana cara meningkatkan bisnis kursi pijat di mall atau distore mereka. Saya pribadi belum pernah punya pengalaman bagaimana membuat orang tertarik dan membeli kursi pijat. Dan saat itu saya mengalami kebingungan karena saya tidak punya ilmunya dan teorinya. Jadi saya putuskan untuk menggunakan pendekatan NLP dari awal yaitu adalah ilmu modeling the excellent people. Jadi saya putuskan untuk mencari orang yang akan di model.

 

Siapa orangnya yang akan saya gunakan di model? Saya memilih dari 5 orang terbaik mereka dalam penjualan dan 2 orang yang penjualannya terendah sebagai data pembanding. Ini benar benar mengasyikan, ini m.

 

Waktu itu saya memutuskan menggunakan pendekatan Neuro logical level (NLL) satu baris. Tapi kalau sekarang, pasti saya akan pakai multi dimensi yaitu selling cycle, buying cycle serta dibuat matrix ke NLL.

 

Didalam NLL ada apa saja sih yang dikupas? Saya tulis dalam urutan bukan berarti di leveling dan berurutan.

– lingkungan

– behavior

– capability

– belief

– value

– identity

– spiritual

 

Dan untuk tulisan kali ini saya akan membahas berkaitan belief.

 

Waktu itu saya dibantu coach Adithia melakukan wawancara dan menemukan bahwa belief 5 orang yang jago jualan dan belief 2 orang yang penjualan terburuk ternyata berbeda banget khususnya ketika menghadapi customer. Saya beri contoh : yang jago jualan mempunyai belief “customer yang datang kepada saya pasti beli. Kalau tidak beli sekarang pasti dia akan beli lain kali” nah belief ini membuat dia jadi melayani orangnya dengan sepenuh hati. Sedangkan untuk belief yang penjualan jelek ” ini pasti php lagi deh” jadi wajar penjualannya menjadi tidak bagus.

 

Nah setelah kami temukan disalah satu beliefnya maka apa yang saya lakukan? Saya bukan teknik cara menginstall belief tersebut dengan teknik rehearsal karena tidak mungkin di dunia korporasi saya menggunakan teknik seperti terapi untuk menginstal belief itu kan karena sudah pasti akan resistance.

 

Jadi pengalaman tadi adalah pengalaman mengasyikan dan di artikel berikutnya saya akan kupas penggunaan teknik Modeling dalam belajar NLP khususnya pada penerapan bisnis.

Posted in NLP.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *