INILAH PENYEBAB PELATIHAN TIDAK REPEAT ORDER!

Tahukah kamu kenapa banyak pelatihan tidak di repeat order lagi?

Apakah karena materi yang diberikan tidak maksimal dalam menyampaikannya?

Atau bahkan trainernya yang belum memiliki kompetensi yang sesuai dalam menjelaskan materi?

Menurut Ann Latham dalam Association for Talent Development (ATD) alasan utama kegagalan pelatihan adalah karena bukan pelatihan yang diperlukan. Jika kamu menginginkan peningkatan, mudah untuk mengasumsikan bahwa hal pertama yang dibutuhkan karyawan adalah lebih banyak pelatihan. Tetapi dalam banyak kasus banyak pelatihan yang diberikan kemungkinan besar akan sia-sia. Karena banyak pelatihan tidak memiliki efek nyata yaitu tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Dengan hal ini menjadikannya banyak pelatihan yang tidak repeat order. Yuk kita cari penyebab lainnya terkait hal ini. Dalam channel YouTube Coach Antonius Arif menjelaskan 4 penyebab pelatihan tidak repeat order yang lain diantaranya :

1. Tidak Sesuai dengan Kebutuhan

Biasanya pelatihan dibuat hanya semata-mata karna materi menarik, keren, dan baru. Padahal hal ini tidak boleh dilakukan karena tidak akan membawa dampak apa-apa. Seorang trainer harus bisa dan paham bagaimana caranya menggali kebutuhan dari job desk, job roll, dan matrix competency. Karena informasi yang didapatkan dari HRD biasanya belum lengkap, oleh karena itu seorang trainer harus mencari tahu sendiri kebutuhan yang sedang diperlukan dengan menggali problem yang ada.

2. Tidak Memahami Metode Pengajar

Sering sekali ditemukan di lapangan sebagai seorang trainer dalam membawakan pelatihan dengan metode pengajaran yang sama. Untuk pelatihan publik seminar, perusahaan, ataupun pelatihan yang lain menggunakan satu metode itu saja. Padahal dengan seperti itu sangat tidak efektif, seharusnya disesuaikan dengan problem yang dialami dan dibuat metode pengajaran yang tepat.

Contoh : ada role play dan real play, dengan dua pemilihan ini bisa dipraktekkan yang real play. Karena dengan mempraktekan hal yang terjadi, calon peserta bisa mengevaluasi yang kurang tepat menjadi lebih paham lagi.

3. Pelatihan Tidak Diwrapping

Kebanyakan pelatihan yang berlangsung hanya menyampaikan materinya saja di setiap bagiannya dengan memberikan satu contoh kasus. Ketika pelatihan sudah selesai tidak diberikan kesimpulan dari setiap materi yang dipelajari. Dengan tidak melakukan wrapping ini akan mengakibatkan para peserta bingung karena tidak tahu harus memulai step by step seperti apa karena tidak dijelaskan sesuai dengan masalah dilapangan yang terjadi.

4. Kinerja Setelah Pelatihan Tidak Terjadi

Pelatihan sudah selesai namun tidak berdampak kepada perusahaan seperti omzetnya tidak naik dan performance karyawan tidak terlihat. Hal ini terjadi karena pelatihan tidak disusun sedemikian rupa sesuai dengan problem yang dihadapi dilapangan.

Setelah kamu baca artikel ini, kamu jadi tahu kan kenapa pelatihan tidak di repeat order oleh customer?. Yuk perbaiki diri kamu sebagai trainer untuk menjadi trainer yang bisa memberikan dampak kepada yang dilatih dan perusahaan.

Ingin menjadi trainer? Bisa juga loh bergabung dengan tim kami kalau kamu berkompeten, yuk join di pelatihan “Trainer Competency”.

Ingin menjadi trainer?

Yuk join tim kami kalau kamu mau jadi trainer yang kompeten. Ikuti pelatihan “Trainer Competency”

Simak penjelasan lebih lanjut di link berikut ini : https://youtu.be/WKPkakqPtkk

Posted in NLP.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *