NLP for Life – Tips Memotivasi Anak

Salam Performance. Banyak sekali orang tua yang mengalami kesulitan mendidik dan memotivasi anak untuk belajar. Dan dulu sebelum saya belajar NLP pun juga mengalami hal yang sama. Wajar kalau kita sebagai orang tua mengalami kebingungan karena tidak ada sekolah untuk mendidik bagaimana agar menjadi orang tua yang PAS dan TEPAT.

nlp for life

Father and son playing superhero

Sebenarnya bagaimana mendidik anak yang PAS dan TEPAT dengan cara NLP?

 

Saya membagi problem anak dengan 4 pendekatan. Dan ini sebenarnya juga bisa digunakan dalam Leadership. Karena ini konsep yang sama persis hanya object nya saja yang berbeda yaitu Anak. Kalau leadership objectnya adalah staf.

 

Saya memakai pendekatan Ken Blanchard dengan sentuhan NLP.

 

Sudah siap belajar NLP Parenting? Yuk ah

 

Tahap ke satu adalah Menemukan alasan kenapa dia harus belajar.

 

Disini yang bisa dilakukan adalah mencari apa tujuan hidup anak. Apakah mudah? Tidak mudah. Ini butuh proses dan kesabaran. Bahkan anak saya yang besar, Matthew membutuhkan waktu ketika dia memutuskan tujuannya. Dan apakah tujuannya bisa berubah? Yes berubah. Bahkan beberapa kali. Tapi tidak terlalu jauh pergeseran tujuan dia. Begitu juga dengan putri kami Janice. Masih banyak pergeseran yang terjadi.

 

Tahap ke 2, kami membagi 4 fase yang digunakan oleh Ken Blanchard dalam mengidentifikasikan permasalahan anak.

 

Fase 1 adalah teaching. Ditahap ini adalah fase mendidik dan memberikan ilmu. Fase ini baru akan berhasil jika tahap menemukan alasan dia untuk melakukannya bisa diketemui. Tidak bisa hanya sekedar dimarahi dan dipaksa belajar.

 

Fase 2 adalah Mentoring. Disini adalah fase dimana setelah belajar dan dia merasa kesulitan. Sehingga kadang terjadi de motivasi. Ini terjadi dengan putri kami Janice kelas 5 SD. Dia mengalami kesulitan untuk memahami arti kata tertentu. Contoh: kali (sungai), kinerja dan sebagainya.

 

Dan dia juga kesulitan untuk memahami penguapan seperti apa. Jadi ketika belajar Mind Map dan digambar, dia mengalami kesulitan.

 

Yang saya lakukan adalah mengajak dia belajar bareng saya. (Padahal saya juga tidak mengerti hihihi). Jadi ketika pertama kali diajak belajar, dia menangis krn menolak untuk melakukan. Itu wajar, krn manusia bila diminta melakukan sesuatu yang tidak nyaman, maka itu tidaklah mudah. Dan tugas saya adalah tetap tenang. Dan sy beri tahu bahwa papa nya membantu dia. Serta memberi tahu konsekwensi kalau nilainya jelek. Dan pelan2 dia mau mengerjakan. Dan selama proses ini, dia banyak mengatakan “tidak tahu, tidak bisa” dan tugas saya hanya menenangkan dia dan melakukan sedikit terapi NLP. Dan pelan2 dia mengerjakan. Begitu dia bisa, betapa senangnya dia. Dan saya lakukan sampai beberapa waktu kemudian untuk bisa masuk ke fase ke 3.

 

Fase 3 adalah coaching. Difase ini adalah ketika anak sudah mengerti dan sudah bisa melakukannya tapi masih ragu. Tugas kita hanya memancing dengan pertanyaan saja. Dan dalam NLP kita bisa membantu dia untuk menggunakan teknik chunking dan meta model elegan.

 

Fase 4 adalah fase delegasi. Dimana dia sudah bisa dilepas dan bisa melakukan sendiri. Saat ini semua akan berjalan dengan baik.

 

Hmm menarik ya jika memahami NLP dengan PAS dan TEPAT lebih mudah mendidik dan memotivasi anak dengan cara yang PAS dan TEPAT.

 

Bagaimana hidup anda?

 

Antonius Arif

Posted in NLP.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *