Semangat pagi, saya Coach Antonius Arif Licensed Trainer of NLP ™ resmi dari Dr Richard Bandler (Father of NLP ™ ) kembali lagi bersama Belajar NLP Leadership Indonesia dengan membawakan topik 5 tips mengatasi Mental Block. Apa sih mental Block atau dalam NLP disebut Limiting Belief? Limiting belief adalah sebuah belief atau sebuah keyakinan yang membatasi diri jika anda ada sebuah rencana untuk mencapai sesuatu. Dan akibat limiting belief tersebut akhirnya anda menjadi tidak mengejarnya untuk mencapainya. Contoh : anda punya impian agar bisa mencapai promosi karir. Tetapi anda mempunyai limiting belief bahwa buat apa promosi karir karena karir naik bakal ribet dan banyak hal yang diurus. Nah ini salah satu belief yang menghambat untuk pencapaian kesuksesan. Bila anda dengan belajar NLP Leadership Indonesia maka NLP bisa membantu anda dengan relatif lebih cepat. Sudah siap untuk mendapatkan tips dari belajar NLP?
Bagaimana anda mengatasi Limiting belief? Ini 5 tips dari belajar NLP Leadership Indonesia untuk merubah limiting belief menjadi belief yang mendukung anda mencapai tujuan.
Identifikasikan apa Limiting belief atau mental blocknya. Apa goal yang anda ingin kejar? Dan ketika mengimajinasikan goal tersebut apakah anda mempunyai keraguan? Dan keraguan tersebut berbicara tentang apa? Dan itulah yang disebut Limiting belief.
Menemukan Highest intention limiting belief. Setelah diketemukan, apa niat tertinggi atau apa niat positif dari limiting belief itu? Karena setiap limiting belief mempunyai maksud positif. Dan apa maksud positif dari limiting belief tersebut? Saya beri contoh : saya takut prospek karena takut dihina orang. Nah jadi maksud baik limiting belief itu adalah melindungi diri anda agar tidak dihina. Bukankah itu bagus?
Bertanggung jawab 100 persen. Setelah anda tahu apa maksud positif dari limiting belief tersebut maka anda harus menggunakan konsep bertanggungjawab 100 persen. Maka anda harus menyadari bahwa semua problem yang terjadi dalam hidup kita adalah tanggungjawab kita. Menurut konsep Michael Hall, dalam diri kita ada 4 bagian. Dimana manusia mempunyai pikiran, perkataan, perasaan dan perilaku. Ada orang yang merasa bahwa mereka tidak bisa mengendalikan pikiran mereka, ada juga yang tidak bisa mengendalikan perilaku mereka dan lain-lain. Maka saya menyarankan anda untuk menggunakan teknik power zone. Dan untuk memudahkan anda latihan maka anda bisa download filenya dilink ini http://www.masteringstuttering.com/Techniques/Power-Zone.pdf
Reframing limiting belief. Setelah anda sudah bertanggungjawab kepada diri anda maka selanjutnya anda buat diri anda lebih positif dalam pola berpikir. Maka yang harus anda lakukan adalah merubah maknanya. Jika problem itu karena orang lain maka anda cari kira – kira apa makna positif dia melakukan itu kepada anda? Misal : saya pernah dihina sama orang dengan dia mengatakan “jual saja celana dalam ibumu” dan dulu itu membuat saya kesel dan sakit hati. Dan apa makna positif kejadian itu? Makna positifnya adalah mungkin dia bermaksud becanda hanya caranya salah. Nah bila kita pakai reframing dengan konsep konteks maka dalam konteks apa perilaku itu berguna? Mungkin membuat saya harus membuktikan kepada orang tersebut untuk menjadi orang yang diakui prestasinya maka mereka tidak lagi menghina saya. So, sekarang yuk cari makna positif atas kejadian itu.
Temukan WHY untuk belief yang mendukung. Apa alasan anda untuk berubah? Kenapa harus lakukan hal yang positif itu. Tanya kepada diri anda dan lihat hasilnya.
Cukup dulu tulisan kali ini di belajar NLP Leadership Indonesia sampai jumpa ditulisan saya lainnya.
Salam performance
“Your Achievement is Our Mission”
Oleh : Antonius Arif