Mengali Informasi atau Menemukan Motivasi

Menggali Informasi

Menggali Informasi atau Menemukan Motivasi

by Coach Antonius Arif

2. Menggali Informasi atau Menentukan Motivasi 

Ada 2 orang kakak dan adik Wanita sedang bertengkar karena berebutan satu buah jeruk. Mereka berdua ribut begitu heboh sampai akhirnya ayahnya datang dan marah kepada mereka berdua. Kira kira menurut teman teman yang membaca.

Apa yang akan dilakukan ayahnya untuk memisahkan hal tersebut? Pasti ada yang mengatakan jeruknya diambil ayahnya biar kedua duanya tidak dapat, ada yang mengatakan jeruknya dibagi dua sama ayahnya. Tapi apakah itu fair? Tidak! Ini adalah simulasi yang sering sekali digunakan dalam pelatihan negosiasi dengan Teknik NLP yang disebut orange solution.

Kenapa ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi karena ayahnya yang datang yang harusnya menjadi penengah tetapi langsung bertindak tanpa bertanya kepada anak anak yang rebut tersebut. Sedangkan yang dianjurkan adalah bertanya kepada kedua anak tersebut, sebenarnya apa sih yang dimau oleh kedua anak tersebut?

Ketika ayahnya bertanya kepada anak tersebut, memang kaka mau buat apa jeruk itu? Dan dia jawab dia membutuhkan untuk garnish kue nya dan adiknya membutuhkan jeruk itu karena mau buat juice jeruk. Nah dari sini kita belajar bahwa kakaknya bisa mendapat kulit jeruk untuk buat garnish dan adiknya mendapat buahnya dan inilah yang win win solution. Hal ini bisa terjadi jika kita menggunakan Teknik bertanya dengan metode NLP.

Yuk kita bahas lebih detail!

Dalam NLP ada Teknik untuk bertanya sehingga, ketika ada sebuah pernyataan tertentu kita bisa melakukan dengan Teknik bertanya agar informasi yang mau disampaikan bisa kita ketahui dulu tujuannya. Dalam NLP kita sebut Tekniknya Meta Model simplified

Jenis jenis pertanyaan Meta model Simplified

  • Pertanyaan Memahami detail : Bagaimana, apa, kapan, dimana, siapa spesifiknya?

Pertanyaan ini membantu anda untuk menemukan generalisasi dan mencari yang fakta yang sesungguhnya sehingga membantu anda menemukan apa yang sesungguhnya dikepala mereka.

Contoh : saya merasa tidak perlu barang itu

Pertanyaan yang bisa diajukkan : apa spesifiknya yang dimaksud tidak perlu barang ini?

  • Pertanyaan sumber informasi tidak ada : Kata siapa? Menurut siapa?

Pertanyaan ini membantu untuk seseorang yang menganggap itu sebagai fakta sehingga dia menyadari bahwa itu sekedar opini.

Contoh : Dia tidak suka dengan saya

Pertanyaan yang bisa diajukkan : Kata siapa dia tidak suka dengan kamu?

  • Pertanyaan Generalisasi : Semua orang? Selalu? Tak pernah? Tak satupun? Semuanya? Tak serangpun?

Kata-kata yang muncul karena terlalu mengeneralisasi secara berlebihan. Dan kata-kata yang muncul seperti “selalu”, “tidak pernah”, “tidak seorangpun”

Contoh : Orang itu tidak pernah percaya dengan saya

Pertanyaan yang bisa diajukkan : tidak pernah? Selalu?

  • Pertanyaan Klarifikasi : Apa yang anda maksudkan dengan itu?

Tujuan pertanyaan diatas untuk mengklarifikasikan apa yang orang pikirkan yang bisa jadi karena pemberian makna berlebihan (distorsi)

Contoh : saya bisa mati karena ini

Pertanyaan yang bisa diajukkan : apa yang anda maksudkan bisa mati karena ini?

  • Pertanyaan Membandingkan : Dibandingkan dengan siapa? Dibandingkan dengan apa?

Orang-orang senang membatasi kemampuan dirinya sehingga kita membuka pikiran orang bahwa masih ada kemungkinan untuk melakukannya.

Contoh : saya ini tidak pintar

Pertanyaan yang bisa diajukkan  : dibandingkan dengan siapa?

  • Pertanyaan Memahami Fakta : Bagaimana anda tahu?

Untuk membuka fakta yang sebenarnya atas kejadian tertentu. Karena orang selalu berasumsi bahwa dia mengetahui sesuatu tentang dirinya.

Contoh : saya ini dilahirkan tidak pintar

Pertanyaan yang bisa diajukkan : Bagaimana anda tahu bahwa anda dilahirkan tidak pintar?

  • Pertanyaan Pembatasan diri : Apa yang menghentikan anda? apa yang akan terjadi jika anda bisa?

Ini bisa digunakan untuk orang yang mengatakan “saya tidak bisa….” saya tidak mampu…. “

Contoh : saya tidak bisa untuk berjualan

Pertanyaan yang bisa diajukkan: Apa yang menghentikan anda ? Dan apa yang akan terjadi jika anda bisa?

  • Pertanyaan kebulatan tekad : Apa yang terjadi jika anda melakukannya? apa yang akan terjadi jika anda tidak melakukannya?

Ini dipakai untuk ketika mereka sudah mulai untuk memutuskan untuk melakukan sesuatu. Khususnya jika mereka masih mengatakan “harus”

Contoh : saya harus tetap fokus dipekerjaan saya

Pertanyaan  yang bisa diajukkan: apa yang akan terjadi jika anda harus tetap fokus dipekerjaan anda? apa yang akan terjadi jika anda tidak melakukannya.

Nah sekarang tinggal kita latih agar lebih lancar dalam mengali informasi sehingga mencegah terjadinya kesalahpahaman atau Ketika kita mempresentasikan sebuah ide dan kita tahu apa mereka sudah lakukan atau belum.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan artikel terbaru terkait NLP dari Coach Antonius Arif dapat bergabung dalam WA Group https://chat.whatsapp.com/JZ1Ks4QJubl6842uKDRMly

Kenapa Mengumpulkan Informasi Begitu Penting? – Informasi

Kenapa Mengumpulkan Informasi Begitu Penting?

Kenapa Tidak Langsung Beritahu Saja Sih?

By Coach Antonius Arif

 

Pada suatu siang saya datang ke kantor baru kami dan saya melihat ada kabel jaringan internet yang berantakan dibelakang kursi yang saya duduki dan kabel tersebut bukan dipasang rapi menyusuri tembok dan lewat loteng. Jadi saya melihatnya begitu berantakan. Begitu saya melihat itu, saya jengkel sekali dan langsung panggil salah satu staf saya yang biasa merapikan berkaitan hal itu.

Ketika saya panggil, saya tanya kepadanya “Iwan, kenapa kabel itu melintang dan berantakan. Kamu pasang gitu aja ga bisa. Rapikan dong, kan bisa lewat jendela yang rapi. Rapikan dan saya tidak mau terlihat berantakan”

Ketika saya bicara itu, Iwan terdiam lalu mencoba merapikan. Dan selidik punya selidik ternyata yang memasang bukan dia tetapi kawannya, Martin. Dan setelah beberapa saat, Iwan samperin saya bersama Martin dan berkata kepada saya “Pak, gak bisa pak. Saya sudah coba tadi dan tidak bisa”

Ketika saya dengar itu, jengkel saya muncul dan saya berpikir “hal seperti itu saja tidak bisa”. Lalu saya katakan kepadanya, “Gitu aja gak bisa, sini kasih saya. Saya yang pasang”

Begitu saya coba pasang eh ternyata memang tidak bisa karena saya mau tidak mau harus membolongi dinding kantor dengan bor dan saya tidak mau kantor dibolongin pakai bor. Jadi Ketika saya gak bisa, saya jadi malu hati dengan Iwan dan Martin.

 

Mengumpulkan Informasi

 

Lalu saat sore saya samperin Iwan dan saya minta maaf karena kejadian itu. Dari sini saya belajar satu hal, bahwa sebelum saya mau menyampaikan pendapat maka saya harus mencari informasi dahulu, kenapa tidak dikerjakan dan jangan langsung diberitahu (kemungkinan) kesalahannya.

Karena memang belum tentu salah ya kan? Begitu juga ketika jadi anak buah, pasti kita pernah juga mengalami atasan kita yang kita rasa kaya sok tahu padahal yang disarankan sudah kita lakukan, benar kan anda pernah merasakan itu?

Itulah kenapa mengali informasi atau mengali motivasi saat percakapan menjadi penting. Dan tulisan saya sebelumnya membahas tentang menjalin hubungan dan sekarang tahap kedua adalah mengumpulkan informasi atau menemukan apa motivasi mereka.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan artikel terbaru terkait NLP dari Coach Antonius Arif dapat bergabung dalam WA Group https://chat.whatsapp.com/JZ1Ks4QJubl6842uKDRMly