NLP for Life – Mengubah Pikiran Negatif

Selamat pagi! pikiran negatif kerap kali datang menghampiri kita. pertanyaan nya mampu kita mengubah pikiran negatif tersebut. kita bahas secara NLP

pikiran negatif

Ada hal yang menarik dari pikiran dan otak manusia. Ketika kita mau membuat diri kita sukses dalam hal apapun, anda harus memahami cara kerja otak dengan PAS dan TEPAT. Kadang bila anda tidak memahaminya maka anda akan jatuh ke lubang yang sama berkali – kali.

 

Tahukah anda bahwa otak anda didesign tidak bisa memikirkan 2 hal sekaligus saat bersamaan saat itu juga? Ketika anda sudah memikirkan satu hal tertentu yang buruk maka anda cenderung terlena dan mengikuti apa yang anda pikirkan buruk tersebut. Kecuali anda belajar bagaimana mengelola pikiran anda dengan belajar NLP dan sejenisnya. Dan itupun tidak semua yang memahami NLP dengan cara yang PAS dan TEPAT. Makanya wajar banyak yang sudah belajarpun masih terjerumus ke problem yang sama berulang-ulang. Atau dengan kata lain Neuro linguistic Programing yang dipelajari belum menjadi Life style hidup anda.

 

Fakta yang menarik lagi adalah ketika anda sedang berpikir negatif tadi maka otak menjadi stuck dan seakan – akan melihat problem hanya dari satu sudut saja. Ketika melihat problem dari satu sudut saja maka anda akan terjebak atau terasosiasi dengan masalah tersebut sehingga otak anda akan semakin memasukkan drama (memberi pemaknaan yang tidak berguna) yang ujung – ujungnya menyebabkan problem tidak bisa diselesaikan. Makanya wajar banyak orang yang akhirnya tidak bisa sukses karena terlalu attach dengan masalahnya. Analoginya seperti seekor ikan didalam air yang dia tidak menyadari bahwa ada air disekitarnya. Karena dia tinggal di dalam air.

 

Trus bagaimana cara mengatasinya?

 

Ini dengan mengunakan teknik sederhana yaitu Reframing. Apa itu Reframing? Bahasa sederhana yang simpelnya adalah melihat dari sudut lain dari sebuah konteks.

 

Cara melakukannya?

ketika anda lagi stuck dan melihat masalah yang bakal menghambat anda maka lihat sudut positif atau sudut lain.

 

Contoh:

Konteks penjualan

Waduh, saya ditolak oleh dia. Jangan2, sy tidak cocok jadi sales.

 

Reframing Positif:

Wajar, itu artinya saya memang harus masih banyak belajar.

 

Contoh lain :

Staf saya kalau diomongin, ngebantah terus.

 

Reframing

Kan memang kamu rekrut dia untuk mencari celah kekurangan strategi kita. Bagus dong.

 

Dan masih banyak contoh lainnya yang bisa kita gunakan.

 

Jika anda menggunakan cara yang PAS dan TEPAT dan melihat dari sudut yang PAS dan TEPAT maka bisa jauh sangat memberdayakan. Apalagi dengan belajar NLP yang PAS dan TEPAT.

Antonius Arif

Posted in NLP.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *