Kok Kamu Gak Dengerin Sih? – Emphatic Listening
By Coach Antonius Arif
Ada telpon dari seorang sales kepada istri saya, seperti biasa dia mengucapkan salam dan ditanya apa kabar lalu istri saya mengatakan bahwa dirinya sedang makan. Tetapi sepertinya sales tersebut langsung nyerocos terus dan seakan akan dia tidak pernah mendengar kata sedang makan atau jangan jangan dia pura pura tidak mendengar ya? Dan sering sekali saya mendapatkan sales seperti itu.
Bahkan pernah suatu ketika saya pernah dikantin rumah sakit, ada agen asuransi yang sedang memprospek seseorang di kantin tersebut. Dan saya dengar bahwa orang yang diprospek sedang kontrol untuk sakit jantung dan si salesnya cuma nanya sudah berapa lama? Dan lanjut jualan lagi.
Helllooooo, ini kebiasan sales. Dia fokus jualan terus tanpa mau peduli perasaan orang didepannya. Padahal dia harusnya mendengarkan dengan baik dan berempati. Ini banyak yang terjadi pada para sales yang mereka hanya peduli tentang kepentingan mereka sendiri.
Jadi idealnya seperti apa? Saya akan sharingkan Teknik Emphatic Listening. Dimana Teknik ini ketika kita mendengarkan orang yang diajak bicara ada mengalami sesuatu maka kita berhenti sejenak dan berempati kepada permasalahan mereka.
Saya bagikan tips untuk Emphatic Listening, ini yang harus dilakukan :
- Setiap mendengarkan mereka dan saat mereka sudah selesai berbicara jangan langsung berbicara tetapi anda menghitung sampai 3 baru anda bicara. Ini mencegah anda memotong percakapan mereka
- Dengarkan dahulu perkataan mereka hingga selesai dan jangan loncat langsung kepada kesimpulan dan langsung memberikan penilaian. Biasanya yang sering terjadi adalah anda menyimpulkan dengan ciri ciri kata yang digunakan “jadi ini berarti xxxxxxx” ini yang disebut anda menyimpulkan. Lebih baik mendengarkan dan anda bertanya atau mengklarifikasi itu jauh lebih baik
- Mendengar untuk memahami tentang mereka daripada sekedar respon.
- Ketika anda tidak memahami perkataan mereka, dengarkan dulu sampai selesai baru anda klarifikasi
- Lakukan paraphrasing yaitu anda mengulangi kalimat terakhir yang penting dia ucapkan. Misal : “Saya sedang makan”. Responnya : “Ooo sedang makan, maaf ya kalau menganggu. Saya kontak lagi nanti boleh?”
Nah ini adalah hal yang wajib anda lakukan ketika mendengarkan mereka. Nah sekarang bagaimana cara untuk mendengarkan yang emphatic. Langkah yang dilakukan :
- Paraphrasing perkataan mereka
- Jika mereka menyebut kondisi atau peristiwa tertentu maka kita tanggapi dengan menyebut dugaan emosi yang muncul atau kita sebut merefleksikan perasaan yang muncul
- Selalu merepson dengan pertanyaan dan ada keinginan untuk memahami lebih baik
Contoh :
Klien : “Pasangan saya baru saja keluar dari rumah sakit”
Pebisnis : “Pasangan anda baru keluar dari rumah sakit? Saya bisa merasakan kekhawatiran anda ya pa/bu, sakit apa?”
Klien : “Minggu lalu saya terkapar karena diare dan tidak bisa kemana-mana
Pebisnis : “O ya pak? Diare? Saya bisa merasakan ketidakenakan saat itu ya, pasti lemes banget badannya ya pak?”
Ketika kita mendengarkan dengan berempatik maka komunikasi akan terus berlanjut dan mereka akan cerita dengan sendirinya sehingga komunikasi akan semakin menarik.
Bagi Anda yang ingin mendapatkan artikel terbaru terkait NLP dari Coach Antonius Arif dapat bergabung dalam WA Group https://chat.whatsapp.com/JZ1Ks4QJubl6842uKDRMly