Belajar NLP Leadership Indonesia : Menjalin relasi dengan atasan

Semangat pagi, Belajar NLP Leadership Indonesia bersama coach Antonius Arif Licensed Trainer of NLP ™ langsung dari Dr Richard Bandler Bapak dari NLP hadir kembali dengan Topik bagaimana menjalin relasi dengan atasan anda dengan NLP.

Kenapa sih seseorang perlu menjalin relasi yang baik dengan atasan? Tentu banyak sekali tujuan. Yang pertama adalah agar bisa menjalani pekerjaan dengan baik dengan atasan. Kedua bisa memahami apa yang benar – benar dibutuhkan atasan. Dan tentunya juga bisa membuat karir anda menjadi bagus dengan menjalin hubungan yang baik dengan atasan.

Ada beberapa prinsip yang bisa dipahami untuk menjadi dekat dengan atasan melalui teknik NLP. Kita bahas satu persatu :

Matching & Mirroring
Tujuan menggunakan teknik NLP ini, anda akan belajar bagaimana agar terjalin keakraban dengan cepat. Ada beberapa yang bisa anda lakukan untuk menjalin keakraban dan kata kuncinya adalah mencari kesamaan. Kesamaan apa? Kesamaan pikiran, kesamaan prinsip, kesamaan hobi dan kesamaan lainnya. Ternyata anda tidak menemukan satupun kesamaan dengan atasan anda. Apa yang harus anda lakukan? Anda bisa menggunakan yang namanya teknik Matching Mirroring. Dimana teknik tersebut anda menyamakan gerakan tubuh atasan anda saat anda sedang berbicara dengannya. Misalkan saat berbicara, anda melihat dia menaruh salah satu tangannya ke dagunya maka anda menunggu sekitar 5 detik lalu anda mengikuti dengan tangan anda ditaruh ke dagu anda. Apakah kalau dia tangan kanan anda harus tangan kanan? Tidak perlu persis sama. Mau tangan kanan atau kiri, silahkan saja. Setelah anda melakukan gerakan yang sama dengannya beberapa menit maka orang tersebut akan nyaman dengan anda. Karena anda dianggap sama dengan dirinya. Mungkin contoh anda pernah melihat seseorang berpacaran? Biasanya orang yang berpacaran akan melakukan gerakan tubuh yang sama dan sebangun. Baik dengan pakaian yang sama, gerakan mereka juga sama. Dan silahkan anda amati ya. Teknik NLP dan belajar NLP begitu menyenangkan ya kan?

Criteria Value
Tujuannya agar anda bisa memahami faktor pengambilan keputusannya dengan cara NLP anda anda belajar memahami orang lain khususnya atasan. Kadang ini yang suka salah anda pahami sehingga atasan anda bisa saja menganggap anda setiap melakukan pekerjaan dianggap tidak pernah benar.

Saya ambil contoh yang sederhana saat dulu saya pernah melihat bawahan saya begitu frustasi dengan keinginan saya. Misal: mencari hotel. Mereka mencari hotel dan ketika diajukan ke saya, saya tolak. Atau kalaupun saya ok, setelah saya pakai hotelnya dan saya akan komplain. Begitu saya menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak memahami kriteria saya dalam mengambil keputusan maka saya minta mereka selalu membiasakan menanyakan kepada saya apa kriteria yang penting dalam mengambil keputusan berkaitan dengan tugas yang saya berikan. Barulah sejak itu saat mereka melakukan pekerjaannya sangat minimal kesalahan mereka. Dan ini juga saya sadari saat saya dulu menjadi staf dimana saya juga suka kesal dengan atasan karena tidak memahami maunya atasan saya.

Melakukan klarifikasi untuk memahami
Tujuan agar saat anda diberikan tugas anda harus menyamakan perspesi dulu dengan tugas yang diberikan. Kesalahpahaman sering terjadi karena tugas yang diberikan tidak sesuai yang dipahami dan dikerjakan. Jadi apa yang harus anda lakukan? Setiap diberi tugas oleh atasan, belajar NLP menyarankan anda untuk melakukan klarifikasi. Dimana anda menjelaskan atau mengkonfirmasi tugas yang diberikan oleh atasan dan bertanya kepada atasan jika anda tidak benar – benar memahami. Banyak orang yang lebih memilih diam dan menjawab paham jika ditanya apakah sudah jelas tugas yang diberikan. Itu yang akan membuat anda salah dalam mengintepretasikan.

Kebetulan saat saya di Tokyo, istri saya menanyakan tentang koper transportasi dari hotel Tokyo ke hotel Osaka menggunakan yamato transportation. Waktu istri saya bertanya ke resepsionis dan resepsionis menjawab dengan bahasa inggris ala kadarnya, dia hanya mengatakan yamato ada disebelah gedung ini. Dan kami mencari bahkan sampai saya memakai google tidaklah menemukan sama sekali. Lalu istri saya berinisiatif sampai mencari ke seven eleven karena biasanya ada disana. Tetapi kasir mereka tidak bisa bahasa inggris sama sekali. Dan dia hanya memberikan lembaran yang isinya bahasa jepang. Waduh. Akhirnya persis 1 hari sebelum perjalanan kami ke Gunung Es Tateyama, saya dan istri kembali ke resepsionis meminta bantuan agar mereka bantu untuk mengisikan kepada kami. Saat kami berbicara dengannya, dia mengatakan bahwa ada toyama setelah dinding ini. Nah kembali lagi dia mengatakan dinding dan kali ini saya mengklarifikasi lagi. Dinding yang dimaksud apakah setelah arca central karena memang ada gedung arca central. Dan dia mengatakan bukan. Persis dibalik dinding ini. Nah loh, karena mereka melihat kita bingung, dia anterin kita ke balik dinding versi mereka dan oalaaaa, benar-benar dibalik dinding dan disitu tempat yamato tetapi memang tidak ada informasi jelas bahwa itu yamato. Belajar dari pengalaman itu jika di Jepang maka kita harus mengkonfirmasi sampai kita benar – benar jelas dan sama persepsi. Begitu juga saat anda diberi tugas oleh atasan, biasakan anda menanyakan dan mengklarifikasi dengan sejelas mungkin. Tugas yang diberikan jelas maka hasil pasti sesuai dengan maunya atasan.

Cukup dulu tulisan belajar NLP Leadership Indonesia kali ini, semoga bisa membantu anda dengan jelas dan membuat anda disukai oleh atasan karena tugas yang diberikan bisa sesuai yang diharapkan.

Salam Performance

Belajar NLP Leadership Indonesia : Takut Salah Mengambil Keputusan

Semangat pagi, kembali lagi bersama saya coach Antonius Arif, Licensed Trainer of NLP langsung dari Dr Richard Bandler, Father of NLP ™. Topik hari ini membahas tentang bagaimana cara agar saat mengontrol emosi negatif menjadi positif agar bisa mengambil keputusan yang tepat.

Saya banyak melihat bahwa orang sering sekali mengambil keputusan dalam kondisi emosi yang tidak tepat. Dan saat dalam kondisi emosi yang tidak tepat maka pengambilan keputusan bisa saja menjadi salah. Saya ambil contoh : anda baru saja dimarahi oleh atasan dan anda langsung saja mengambil keputusan untuk mengundurkan diri. Dan setelah disetujui lalu beberapa waktu kemudian anda menjadi sadar bahwa pengambilan keputusannya adalah salah. Kok bisa? Dalam belajar NLP, saya menemukan bahwa kondisi tidak berdaya saat mengambil keputusan maka hasilnya juga tidak berdaya. Jadi apa yang harus dilakukan? Biasanya yang akan saya lakukan adalah saya akan menenangkan diri dahulu beberapa saat kemudian dengan kondisi kepala yang sudah tenang dan baru ambil keputusan. Dalam belajar NLP disebut breaking state. Berapa lama tenang tersebut? Setiap orang berbeda – beda. Ada yang cepat dan ada yang lama. Ada yang membutuhkan beberapa menit, ada yang jam bahkan ada yang berhari – hari. Setiap orang bisa berbeda – beda. Anda tentunya yang lebih tahu.

Saat sudah tenang, barulah anda mengambil keputusan yang anda mau terapkan dalam hidup anda. Dan cara ini juga berlaku saat anda mau melakukan dicoaching khususnya dengan teknik NLP atau menemukan solusi. Metode langkahnya sama hanya berbeda saat bagian akhir. Dibagian akhir bukan sekedar tenang tetapi ditambahkan kondisi berdaya. Cari pengalaman masa lalu dimana anda pernah berdaya dan ambil pengalaman tadi dan ingat dimana anda berdaya. Saat anda sudah merasa berdaya, silahkan anda ambil keputusan maka hasilnya akan jauh lebih baik.

Itulah segelintir teknik belajar NLP leadership Indonesia yang bisa diterapkan. Bila tertarik ingin mendalami silahkan bisa klik informasi disini.

Salam Performance.