Komunikasi ada prosesnya bukan sekedar bicara
Pernahkah anda berkomunikasi dengan orang lain dan sering mengalami salah paham dengan apa yang dia katakan. Baru saja beberapa hari yang lalu saya menonton di tiktok ada seorang pria berumur menyampaikan satu kalimat bahwa Paus Fransiskus mau memberkati pasangan LGBT dengan sambil memberikan link berita sebagai rujukan.
Karena saya tahu salah satu berita bisa menjadi simpang siur kalau saya hanya menonton diawal saja dan langsung menumpahkan ketidaksetujuan saya. Kok Paus sebagai pemimpin tertinggi Katolik bisa begitu? Saya terus baca beritanya dan isi beritanya juga sama sampai saya cari berita diluar negeri apa begitu? Begitu saya baca berita luar negeri kok sepertinya bukan itu maksudnya? Tapi saya simpan didalam hati dan saya tidak komentar dahulu walau didalam hati saya sudah muncul prasangka yang kurang tepat pada situasi tersebut.
Persis tadi pagi saya menonton video tiktok dimana orang yang membuat heboh tersebut membuat klarifikasi persis seperti berita yang saya baca diartikel luar negeri, dan dia menyebutkan bahwa Paus Fransiskus memberi berkat itu maksudnya jika ada orang yang LGBT dan datang kepada Pastor atau Romo dan meminta diberkati secara pribadi (bukan berkat untuk merestui pernikahan ya) maka diijinkan. Yang diberkati adalah orangnya ya bukan perilakunya karena mereka itu sama sama anak Adam. Dan tidak tertutup kemungkinan setelah diberkati malah hati mereka tersentuh dan berubah untuk bertobat.
Jujur Ketika saya lihat ini saya merasa dosa karena sudah ada sedikit keraguan kepada pemimpin tertinggi tersebut karena hasil dari berita yang disampaikan tadi. Abis nonton itu saya langsung berdoa dan bertobat. Inilah ngerinya kalau sebuah komunikasi tidak tahu cara menyampaikan dan tidak tahu cara prosesnya seperti yang saya gambarkan diatas.
NLP membantu untuk kita memahami sebuah komunikasi bukan sekedar berbicara, Komunikasi Ada Prosesnya dan dengan NLP kita kupas gimana caranya agar tidak terjadinya kesalahpahaman tersebut
Yuk kita kupas satu satu untuk memahaminya, ada istilah istilah dari gambar tersebut dan saat saya jelaskan gambar tersebut :
- Sender & Recipient adalah orang yang berkomunikasi dimana sender yang menyampaikan sesuatu dan receipient adalah orang yang mendengar informasi tersebut dan memberi tanggapan atau merespon atau istilahnya memberi feedback dari perkataan sender yang dia dengar
- Channel adalah kanal komunikasi via langsung tatap muka atau via online meeting atau via telp atau bahkan via chating. Dan semua media mempunyai noise atau gangguan
- Noise adalah gangguan yang mungkin muncul Ketika berkomunikasi. Dan nanti saya akan gambarkan secara detail
- Encoding adalah ide yang ada dikepala kita dan dikomunikasikan kepada orang lain berdasarkan budaya, intonasi, kecepatan atau gaya Bahasa tertentu dan juga arti tertentu.
- Decoding adalah dimana komunikasi yang diterima diartikan oleh pendengarnya. Dimana kalau gaya Bahasa berbeda saja maka artinya bisa berbeda. Contoh jika saya berkomunikasi dengan partner saya berkebangsaan Singapore atau Malaysia, saya lebih prefer mereka berkomunikasi dengan saya menggunakan Bahasa Inggris karena Ketika ke dalam Bahasa Melayu, wah tingkat kesalahan saya menjadi tinggi dan saya tidak memahami Persis apa yang mereka maksudkan. Bahkan contoh dengan karyawan saya dari daerah Aceh, dan Ketika menyampaikan sesuatu kepada saya, saya tidak memahami apa yang dia maksudkan dan kadang dia juga sebaliknya kepada saya.
Jadi kita sudah lihat ya, dalam komunikasi jika kita tidak memahami Teknik NLP dengan baik maka kita pasti akan mengalami kesulitan seperti ini dan tingkat kesalahan akan menjadi semakin tinggi. Dan nanti saya akan bahas lebih dalam kenapa seseorang bisa mempunyai pemahaman yang berbeda dan secara NLP akan kita bahas lebih dalam. Kita balik lagi ke dampak pemilihan Channel atau kanal komunikasi dengan kemungkinan noise.
Metode |
Situasi | Kemungkinan Noise |
Tatap muka secara langsung |
Dikeramaian (coffee shop, pasar, suara lalu lintas) |
Suara mesin kopi, focus melihat orang lalu Lalang, diajak berbicara dengan orang lain |
Ditempat privat (ruang meeting) |
Pas jam makan siang mulai memikirkan lapar atau mau makan apa, pas jam pulang memikirkan tentang pulang dan macet |
|
Tatap muka via online meeting |
Dengan berbagai aplikasi |
Koneksi internet, camera mati, sedang mengerjakan sesuatu |
Telpon |
Menggunakan aplikasi |
Koneksi internet |
Secara langsung |
salah persepsi karena tidak melihat muka dan tidak paham tentang emosi mereka |
|
Texting |
Dengan berbagai aplikasi |
Tidak mengetahui maksud sesungguhnya karena huruf besar dan kecil. Dan terlalu banyak emoticon bahkan terlalu banyak tanda baca |
Saya pernah ada orang yang mengetik apapun hurufnya besar semua dalam chating dan biasanya jika huruf besar semua artinya marah marah tapi saya tahu orang itu sudah berumur ada kemungkinan orang itu gaptek atau tidak memahami jadi persepsi kita bisa berbeda.
Begitu juga jika texting kita tidak dibalas saja kita bisa punya persepsi macam macam. Jadi berkaitan hal ini menjadi sangat penting sekali dalam komunikasi khususnya dengan Teknik NLP, komunikasi ada prosesnya.